Kejadianini kemudian disampaikan kepada Nabi SAW. Mendengar ini, beliau SAW kemudian mendatangi mereka, lalu turunlah Surat Ali Imran ayat 101-103 (al-Wahidi: 1991, 120-121). Pesan utama ayat ini adalah dorongan untuk adanya sebagian elemen dari kelompok masyarakat yang pertama, menyeru pada kebaikan (khair). Kedua, memerintah pada makruf.
Islam begitu memuliakan orang-orang yang berilmu. Hal ini juga tersurat dalam firman Allah SWT dalam Alquran, termasuk yang menjadi kandungan surat At Taubah ayat At Taubah ayat 122 adalah salah satu ayat tentang pentingnya menuntut ilmu dalam Islam, dan kewajiban untuk menyebarkannya dalam surat At Taubah secara keseluruhan, ayat 122 ini juga tergolong madaniyah, yakni turun setelah Rasulullah SAW hijrah ke Surat At Taubah التوبة karena banyak diulang kata taubat dalam surat ini. Yakni pada ayat 3, ayat 5, ayat 11, ayat 27, ayat 74, ayat 104, ayat 112 dan Juga Wajib Tahu, Ini 10 Adab Buang Air dalam IslamBacaan Surat At Taubah Ayat 122 dan Asbabun NuzulnyaFoto Kandungan Surat At Taubah Ayat 122 Foto ilustrasi Alquran Sumber ini adalah bacaan surat At Taubah ayat 122 dalam tulisan Arab, latin dan artinya untuk memudahkan dalam membaca dan memahaminyaوَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَWamaa kaanal mu’minuuna liyanfiruu kaaffah. Falaulaa nafaro min kulli firqotim minhum thoo,ifatul liyatafaqqohuu fid diini waliyundziruu qoumahum idzaa roja’uu ilaihim la’allahum yahdzaruunArtinya “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” QS At Taubah 122Termasuk dalam kandungan surat At Taubah Terdapat dua pendapat mengenai asbabun nuzul atau penyebab turunnya ayat pertama, Ibnu Katsir berkata bahwa ayat ini turun berkaitan dengan keberangkatan kabilah bersama Rasulullah SAW ke Perang Mujahid berpendapat bahwa ayat ini berkenaan dengan sejumlah orang dari kalangan sahabat Nabi SAW yang pergi ke daerah memperoleh kebajikan dan manfaat dari kesuburan daerah itu beserta penduduknya. Mereka berdakwah kepada orang-orang yang ada yang mengatakan “Tiada yang kami lihat melainkan kalian telah meninggalkan teman kalian Rasulullah SAW dan kalian datang kepada kami.”Mendengar komentar itu, mereka merasa berdosa. Kemudian mereka meninggalkan pedalaman dan menghadap Rasulullah Juga Mengenal Muhasabah, Introspeksi Diri yang Dianjurkan dalam IslamTafsir Surat At Taubah Ayat 122Foto terjadinya perang ilustrasi perang Sumber Orami Photo StockSebelum mengetahui lebih lanjut tentang kandungan surat At Taubah ayat 122 ini, terdapat beberapa tafsir dari ayat tersebut untuk lebih memahami Tidak Semua Orang Harus BerperangSecara khusus, ayat ini terkait dengan kedudukan memperdalam ilmu yang sama pentingnya dengan berperang saat saat ada perintah agar sebagian tinggal untuk memperdalam agama di masa itu, maksudnya adalah belajar kepada Rasulullah dua nama perang di masa Rasulullah SAW. Yakni bernama ghazwah jika Rasulullah ikut dalam peperangan. Dan sariyah, yakni saat beliatu tidak ikut di dalamnya Dlahhak menjelaskan, jika perang tersebut diikuti oleh Rasulullah SAW, maka beliau mengharuskan semua laki-laki muslim untuk berperang kecuali orang-orang yang berhalangan dengan alasan syar’ yang ikut berperang ini langsung mendapat tarbiyah atau didikan dari Rasulullah SAW saat di medan apabila Rasulullah SAW tidak ikut dalam perang, beliau tidak membolehkan mereka langsung berangkat tanpa pasukan berangkat dan turun ayat Alquran, beliau membacakannya kepada sahabat-sahabat yang tinggal pasukan kembali, maka sahabat yang tinggal bersama Rasululullah SAW mengajarkan ayat itu kepada Teguh dalam AgamaAyat ini menunjukkan betapa pentingnya menuntut ilmu, khususnya ilmu agama. Sebab, keduanya adalah bentuk keteguhan umat Islam dalam membela dan menjaga itu, ayat ini mengisyaratkan agar tiap golongan atau kabilah harus memiliki wakil yang belajar ilmu agama, sehingga penyebaran ilmu bisa Hamka dalam Tafsir Az Azhar menjelaskan bahwa tafsir surat At Taubah ayat 122 ini menganjurkan untuk melakukan pembagian menjelaskan bahwa semua golongan harus berjihad, turut berjuang. Tetapi Rasulullah SAW membagi tugas mereka masing-masing. Ada yang di garis depan, ada yang di garis karena itu, kelompok kecil yang memperdalam pengetahuannya tentang agama adalah bagian dari jihad Misi Dakwah dan PendidikanKedua misi ini harus dimiliki oleh umat muslim. Harus terus belajar agama untuk diajarkan dan disebarkan atau didakwahkan kepada sekadar belajar untuk dirinya sendiri, namun memiliki misi dakwah dan pendidikan. Juga agar dapat memberi agar mereka dapat menjaga ayat ini menurut Buya Hamka, memberikan ketegasan kewajiban ahli ilmu, yakni memberikan peringatan kepada kaumnya bila mereka pulang kepada kaum itu, agar kaum itu Juga Hukum Meniup Makanan dalam Islam, Wajib Tahu!Kandungan Surat At Taubah Ayat 122Foto belajar membaca al quran Foto ilustrasi belajar Alquran Sumber Orami Photo StockDari penjelasan tafsir tersebut, terdapat isi kandungan surat At Taubah ayat 122 yang dapat disimpulkan. Di antaranyaMenunjukkan pentingnya menuntut selalu golongan yang tetap menuntut ilmu sebagai bagian dari tafaqquh fiddin, bahkan saat kondisi setiap kaum atau wilayah perkampungan, wajib ada yang menuntut ilmu agar perkampungan itu tidak dilanda setiap kaum atau perkampungan, juga harus ada yang berdakwah dan memberikan peringatan dalam hal yang belajar itu bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi memiliki memilki misi dakwah dan tarbiyah pendidikan.Harus selalu ada segolongan umat yang konsentrasi menuntut ilmu. Bahkan dalam kondisi perang sekalipun, ketika perangnya adalah fardhu Prosiding Pendidikan Agama Islam Unisba disebutkan pula kansungan surat At Taubah ayat 122 lainnya, yaitu perintah Allah SWT agar umat Islam selalu memperdalam ilmu disebutkan bahwa memperdalam ilmu secara umum hukumnya fardu kifaayah sedangkan memperdalam ilmu agama hukumnya fardhu penjelasan mengenai surat At Taubah ayat 122 yang menjelaskan mengenai pentingnya menuntut ilmu. Semoga umat Islam selalu mendapatkan semangat untuk belajar untuk memperkuat agama.
ArtiPerkata Surat An Nisa Ayat 59. Hukum Tajwid Surat An Nisa Ayat 59 Beserta Alasannya. Isi Kandungan Surat An Nisa Ayat 59. 1. Taat dan patuh kepada perintah Allah. 2. Taat dan patuh kepada Rasul. 3. Patuh pada ketentuan yang diputuskan oleh ulil amri.
وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةً ۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٍ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةً ۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٍ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ orang-orang mukmin لِيَنفِرُواْ untuk mereka pergi كَآفَّةٗۚ seluruhnya/semuanya فَلَوۡلَا maka mengapa tidak مِّنۡهُمۡ diantara mereka طَآئِفَةٞ kelompok/beberapa orang لِّيَتَفَقَّهُواْ untuk mereka memperdalam وَلِيُنذِرُواْ dan untuk memperingatkan رَجَعُوٓاْ mereka kembali لَعَلَّهُمۡ supaya mereka يَحۡذَرُونَ mereka menjaga diri/hati-hati ٱلۡمُؤۡمِنُونَ orang-orang mukmin لِيَنفِرُواْ untuk mereka pergi كَآفَّةٗۚ seluruhnya/semuanya فَلَوۡلَا maka mengapa tidak مِّنۡهُمۡ diantara mereka طَآئِفَةٞ kelompok/beberapa orang لِّيَتَفَقَّهُواْ untuk mereka memperdalam وَلِيُنذِرُواْ dan untuk memperingatkan رَجَعُوٓاْ mereka kembali لَعَلَّهُمۡ supaya mereka يَحۡذَرُونَ mereka menjaga diri/hati-hati Terjemahan Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya ke medan perang. Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi tinggal bersama Rasulullah untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya? Tafsir Tatkala kaum Mukminin dicela oleh Allah bila tidak ikut ke medan perang kemudian Nabi ﷺ mengirimkan sariyahnya, akhirnya mereka berangkat ke medan perang semua tanpa ada seorang pun yang tinggal, maka turunlah firman-Nya berikut ini Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi ke medan perang semuanya. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan suatu kabilah di antara mereka beberapa orang beberapa golongan saja kemudian sisanya tetap tinggal di tempat untuk memperdalam pengetahuan mereka yakni tetap tinggal di tempat mengenai agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya dari medan perang, yaitu dengan mengajarkan kepada mereka hukum-hukum agama yang telah dipelajarinya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya dari siksaan Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sehubungan dengan ayat ini Ibnu Abbas memberikan penakwilannya bahwa ayat ini penerapannya hanya khusus untuk sariyah-sariyah, yakni bilamana pasukan itu dalam bentuk sariyah lantaran Nabi ﷺ tidak ikut. Sedangkan ayat sebelumnya yang juga melarang seseorang tetap tinggal di tempatnya dan tidak ikut berangkat ke medan perang, maka hal ini pengertiannya tertuju kepada bila Nabi ﷺ berangkat ke suatu ghazwah. TopikHukumtajwid surat at taubah ayat 122 1. Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri berat terasa olehnya penderitaanmu sangat menginginkan keimanan. Dan dia kepada kaum muslimin banyak kasih dan sayang. Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi kemedan perang.
Surat At Taubah ayat 122 adalah salah satu ayat tentang menuntut ilmu. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan Surat At Taubah ayat 122. Sebagaimana Surat At Taubah secara keseluruhan, ayat 122 ini juga tergolong madaniyah. Yakni turun setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Dinamakan Surat At Taubahالتوبة karena banyak diulang kata taubat dalam surat ini. Yakni pada ayat 3, ayat 5, ayat 11, ayat 27, ayat 74, ayat 104, ayat 112 dan 117. Surat At Taubah Ayat 122 Beserta ArtinyaAsbabun NuzulTafsir Surat At Taubah Ayat 1221. Tidak Semuanya Harus ke Medan Perang2. Tafaqquh fid Din3. Misi Dakwah dan TarbiyahKandungan Surat At Taubah Ayat 122 Berikut ini Surat At Taubah ayat 122 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ Wamaa kaanal mu’minuuna liyanfiruu kaaffah. Falaulaa nafaro min kulli firqotim minhum thoo,ifatul liyatafaqqohuu fid diini waliyundziruu qoumahum idzaa roja’uu ilaihim la’allahum yahdzaruun ArtinyaTidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Baca juga Surat At Taubah Ayat 105 Asbabun Nuzul Ada dua pendapat mengenai asbabun nuzul Surat At Taubah ayat 120. Pertama, kata Ibnu Katsir, ayat ini turun berkenaan dengan keberangkatan semua kabilah bersama Rasulullah ke Perang Tabuk. Allah menjelaskan apa yang dikehendaki-Nya dalam ayat ini. Kedua, sebagaimana pendapat Mujahid, asbabun nuzul ayat ini berkenaan sejumlah orang dari kalangan Sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam yang pergi ke daerah pedalaman lalu mereka memperoleh kebajikan dari para penduduknya dan memperoleh manfaat dari kesuburan daerah itu. Mereka berdakwah kepada orang yang mereka jumpai. Namun ada yang mengatakan, “Tiada yang kami lihat melainkan kalian telah meninggalkan teman kalian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan kalian datang kepada kami.” Mendengar komentar itu, mereka merasa berdosa. Kemudian mereka semua meninggalkan pedalaman dan menghadap Rasulullah. Maka Allah menurunkan ayat ini. Tafsir Surat At Taubah Ayat 122 Tafsir Surat At Taubah ayat 122 ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir. 1. Tidak Semuanya Harus ke Medan Perang وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. Secara khusus, ayat ini terkait dengan sariyah, yakni ekspedisi perang yang dikirim Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Sebab ketika ada perintah agar sebagian tinggal untuk memperdalam agama di masa itu, maksudnya adalah belajar kepada Rasulullah. Ad Dlahhak menjelaskan, jika perang itu adalah ghazwah Rasulullah ikut dalam peperangan, maka beliau tidak mengizinkan seorang pun dari kalangan kaum muslim laki-laki untuk tidak ikut berangkat, kecuali orang-orang yang berhalangan udzur syar’i. Pada saat demikian, mereka yang berjihad itulah yang belajar agama dan akan mengajarkan kepada kaumnya karena mereka berperang bersama Rasulullah dan mendapat tarbiyah dari beliau. Ini pula pendapat yang dipilih Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Namun apabila Rasulullah mengirimkan sariyah, beliau tidak membolehkan mereka langsung berangkat tanpa seizinnya. Apabila mereka sudah berangkat, lalu turun ayat-ayat Al Quran kepada Rasulullah, maka beliau membacakannya kepada sahabat-sahabat yang tinggal bersamanya. Ketika pasukan sariyah itu kembali, maka sahabat yang tinggal bersama Nabi mengajarkan ayat itu kepada mereka. Qatadah juga mengatakan hal senada. Apabila Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengirim pasukan, Allah memerintahkan kepada kaum muslimin agar pergi berperang tetapi sebagian mereka harus tinggal bersama Rasulullah untuk memperdalam pengetahuan agama. Sedangkan sebagian yang lain menyeru kaumnya dan memperingatkan mereka dari azab Allah yang telah menimpa umat sebelumnya. Baca juga Surat Yunus Ayat 40-41 2. Tafaqquh fid Din فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya menuntut ilmu. Secara khusus adalah ilmu agama. Tafaqquh fid din. Apabila terjadi peperangan atau jihad yang statusnya fardhu kifayah, maka tidak sepatutnya semua orang pergi ke medan perang. Harus ada yang konsentrasi menuntut ilmu, tafaqquh fiddin. Dan ayat ini mengisyaratkan, tiap golongan atau kabilah harus ada wakil representasi yang belajar ilmu agama sehingga penyebaran ilmu bisa merata. Ibnu Katsir menjelaskan, mereka yang tidak berangkat berperang itu dimaksudkan agar belajar dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ketika pasukan telah kembali, maka mereka yang belajar mengatakan “Sesungguhnya Allah telah menurunkan ayat-ayat Al Qur’an kepada Rasulullah dan telah kami pelajari.” Mereka kemudian mengajari pasukan itu. “Liyataqqahuu fiddiin maknanya, agar mereka mempelajari apa yang diturunkan Allah kepada Nabi-Nya,” tulis Ibnu Katsir dalam Tafsir Al Qur’an Al Adhiim. “Selanjutnya mereka akan mengajarkannya kepada Sariyah apabila telah kembali kepada mereka.” Buya Hamka dalam Tafsir Az Azhar, Surat At Taubah ayat 122 ini menganjurkan pembagian tugas. “Semua golongan harus berjihad, turut berjuang. Tetapi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kelak membagi tugas mereka masing-masing. Ada yang di garis depan, ada yang di garis belakang. Sebab itu, kelompok kecil yang memperdalam pengetahuannya tentang agama adalah bagian dari jihad juga.” Lalu Buya Hamka membawakan dua buah hadits dalam menafsirkan ayat ini أقرب الناس من درجة النبوة أهل الجهاد وأهل العلم لأن أهل الجهاد يجاهدون على ما جاءت به الرسل وأما أهل العلم فدلوا الناس على ما جاءت به الأنبياء “Manusia yang paling dekat kepada derajat nubuwwah adalah ahli ilmu dan ahli jihad. Adapun ahli ilmu, merekalah yang menunjukkan kepada manusia apa yang dibawa para Rasul. Adapun ahli jihad, maka mereka berjuang dengan pedang-pedang meraka, membawa apa yang dibawa para Nabi.” HR. Ad Dailami dari Ibnu Abbas يوزن يوم القيامة مداد العلماء ودم الشهداء “Pada hari kiamat, tinta para ulama akan ditimbang dengan darah para yuhada’” HR. Ibnu Abdil Bar dari Abu Darda’ Dua hadits itu dhaif, tetapi dalam masalah fadha’ilul amal keutamaan amal, sebagian ulama termasuk Imam An Nawawi memperbolehkan. 3. Misi Dakwah dan Tarbiyah وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Inilah misi orang-orang yang tafaqquh fiddin. Mereka belajar agama untuk diajarkan dan didakwahkan kepada kaumnya. Mereka bukan sekedar belajar untuk dirinya sendiri namun memiliki misi dakwah dan tarbiyah. Memberi peringataan kepada kaumnya agar mereka bisa menjaga diri. “Ujung ayat ini memberikan ketegasan kewajiban ahli ilmu, yakni memberikan peringatan kepada kaumnya bila mereka pulang kepada kaum itu, agar kaum itu berhati-hati,” kata Buya Hamka. Baca juga Isi Kandungan Surat At Taubah Ayat 122 Kandungan Surat At Taubah Ayat 122 Dari penjelasan tafsir di atas, kita bisa menyimpulkan isi kandungan Surat At Taubah ayat 122 sebagai berikut 1. Ayat ini menunjukkan pentingnya menuntut ilmu. 2. Harus selalu ada segolongan umat yang menuntut ilmu tafaqquh fiddin. Bahkan dalam kondisi perang sekalipun, ketika perangnya adalah fardhu kifayah, maka sebagian orang harus konsentrasi menuntut ilmu. 3. Di setiap kaum, kabilah atau perkampungan, wajib ada yang menuntut ilmu tafaqquh fiddin sehingga perkampungan itu tidak dilanda kebodohan. 4. Di setiap kaum, kabilah atau perkampungan, juga harus ada yang berdakwah dan memberikan peringatan. 5. Misi orang yang menuntut ilmu tafaqquh fid din adalah mengajarkan ilmu itu kepada orang lain. Ia tak sekedar belajar untuk dirinya sendiri tetapi memiliki misi dakwah dan tarbiyah. Demikian Surat At Taubah ayat 122 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, asbabun nuzul, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan semoga kita termasuk orang-orang yang bersemangat menuntut ilmu. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
QuranTerjemah Perkata Surat At-Taubah Ayat 124 lengkap disertai dengan Tafsir Ringkas Kemenag, Tafsir Lengkap Kemenag, Tafsir al-Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Quraish Shihab, Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an, Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah, Tafsir Al-Mukhtashar, Tafsir Al-Muyassar, Tafsir Al-Wajiz, Tafsir as-Sa'di, Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir,
Surah At-Taubah Ayat 122 Bacaan Surah At-Taubah Ayat 122 Terjemah Surah At-Taubah Ayat 122 Mufradat Surah At-Taubah Ayat 122 Isi Kandungan Surah At-Taubah Ayat 122 Wislahcom Referensi وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ Terjemah Surah At-Taubah Ayat 122 Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Mufradat Surah At-Taubah Ayat 122 mukmininالْمُؤْمِنُوْنَpergi ke medan perangلِيَنْفِرُوْاsemuanyaكَاۤفَّةًۗgolonganفِرْقَةٍbeberapa orangطَاۤىِٕفَةٌuntuk memperdalam pengetahuan merekaلِّيَتَفَقَّهُوْاmenjaga dirinyaيَحْذَرُوْنَ Isi Kandungan Surah At-Taubah Ayat 122 Penjelasan ayat ini bahwa tidak ada tuntutan bagi orang-orang beriman untuk semuanya berangkat berperang menyertai setiap ada utusan di medan peperangan. Sebab, perang itu sebenarnya fardhu kifayah yang apabila perkaranya telah dilaksanakan oleh sebagian orang, maka menggugurkan kewajiban itu bagi seluruhnya. Namun, perang menjadi wajib ain diikuti apabila perintah langsung dari Rasulullah Saw untuk mengikuti suatu peperangan dan beliau mengikutinya Gazwah. Batasan dalam berperang itu menjadi isyarat betapa pentingnya mendalami ilmu-ilmu agama serta mengajarkannya kepada orang lain. Meskipun kedua-duanya wajib, namun berjihad menuntut ilmu dan mengajarkan ilmu keutamaannya melebihi jihad untuk berperang. Peran utama dari ilmu tersebut ialah menjadi benteng kuat dalam menjaga seseorang dari kesesatan. Khususnya ilmu agama, perannya sangat kompleks dalam ketaatan seseorang terhadap perintah-perintah Allah serta menjauhkannya dari segala kemunkaran yang dapat mengundang azab dan siksa Allah Swt. Sungguh sangat mulia bagi orang-orang yang dalam kesehariannya dipenuhi dengan aktivitas yang memuliakan Allah Swt. Tuhan Yang Maha Mulia melalui kajian dan majelis ilmu baik pendalaman ilmu akidah tauhid, syariah fiqih, maupun ilmu akhlak tasawuf dan lain sebagainya. Related postsKunci Jawaban Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Kelas 11 SMA, MA, SMK Halaman 42 Kurikulum MerdekaCara Jualan OnlineSEO Google LengkapBacklink GratisReinforcement Learning from Human Feedback RLHF Apa, Tujuan, Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 7 SMP, MTS Halaman 45, 46 Kurikulum Merdeka
SuratAt Taubah ini terlogong dalam surat Madanyah yang terdiri atas 129 ayat, Dinamakan surat At Taubah karena disebut sebagai "Pengampunan" karena kata At Taubah itu sendiri yang berulang kali disebut dlan surat ini. Baca Juga: Catat Tanggal dan Waktunya, Jadwal Libur Shopee Express selama Hari Raya Idul Fitri 1443 H atau Lebaran 2022. Surat ۞ وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ Arab-Latin Wa mā kānal-mu`minụna liyanfirụ kāffah, falau lā nafara ming kulli firqatim min-hum ṭā`ifatul liyatafaqqahụ fid-dīni wa liyunżirụ qaumahum iżā raja'ū ilaihim la'allahum yaḥżarụnArtinya Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. At-Taubah 121 ✵ At-Taubah 123 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Mendalam Terkait Dengan Surat At-Taubah Ayat 122 Paragraf di atas merupakan Surat At-Taubah Ayat 122 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai tafsir mendalam dari ayat ini. Tersedia pelbagai penjelasan dari para mufassirin terkait makna surat At-Taubah ayat 122, sebagiannya sebagaimana tercantum📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan tidak patut bagi kaum mukminin semuanya keluar memerangi musuh mereka, sebagaimana yang tidak dibenarkan bagi mereka untuk tinggal semua. Mengapa tidak keluar untuk berperang dan berjihad dari setiap golongan sejumlah orang yang memadai dan mewujudkan mashlahat;tujuannya agar orang-orang yang tinggal bisa mendalami agama Allah dan mengetahui apa yang terbaru dari hokum-hukum agama Allah dan wahyu yang diturunkan pada rasulNya, agar mereka nanti memperingatkan kaum mereka dengan ilmu yang mereka pelajari tatkala mereka kembali kepada kaumnya itu. Mudah-mudahan mereka takut kepada siksaan Allah dengan menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram122. Tidak semestinya orang-orang mukmin itu berangkat semua ke medan perang, karena mereka bisa ditumpas habis apabila musuh mereka berhasil mengalahkan mereka. Semestinya sebagian dari mereka pergi ke medan jihad dan sisanya tinggal di rumah untuk menemani Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan memperdalam ilmu agama melalui ayat-ayat Al-Qur`ān dan ketentuan-ketentuan hukum syariat yang mereka dengar dari nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, kemudian mereka bisa mengajarkan ilmu yang telah mereka pelajari kepada kaum mereka setelah kembali ke rumah mereka, agar mereka dapat menghindari azab dan hukuman Allah dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Hal ini terkait dengan pasukan-pasukan yang dikirim oleh Rasulullah ke berbagai daerah dan beranggotakan sejumlah sahabat pilihan.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah122. Umat Islam membutuhkan pemahaman agama dalam segala perkara, maka tidak seharusnya orang-orang beriman yang mampu berjihad pergi berjihad seluruhnya, dan meninggalkan kaum muslimin yang lain tanpa ada orang faqih yang dapat dipilih Imam untuk mengajarkan urusan agama mereka. Namun seharusnya setiap pasukan terdiri dari utusan setiap kabilah, dan beberapa orang tetap tinggal untuk belajar ilmu syariat, dan untuk memberi pelajaran dan peringatan kepada pasukan ketika telah kembali ke negeri mereka, agar mereka takut terhadap azab Allah jika menyelisihi dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah122. وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya ke medan perang Dan meninggalkan kota Madinah kosong. مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang Yakni berangkat berperang sebagian dari tiap-tiap golongan. Dan selebihnya tetap tinggal. لِّيَتَفَقَّهُوا۟ untuk memperdalam pengetahuan mereka Yakni orang-orang yang tidak ikut berperang itu agar memperdalam ilmu mereka. فِى الدِّينِtentang agama Yakni sekelompok dari golongan ini pergi untuk berperang dan sisanya tetap tinggal di dalam negeri untuk menuntut ilmu dan agar mereka dapat mengajari para pasukan perang apabila telah kembali dari peperangan. Bisa juga maknanya adalah agar orang-orang yang pergi bersama Rasulullah itu mendalami ilmu tentang agama lewat apa yang mereka dengarkan dari Rasulullah dan yang mereka pelajari dari beliau seperti al-Qur’an, hukum-hukum agama dalam jihad, perang, interaksi dengan orang lain, dan lain sebagainya; sehingga mereka dapat mengajarkan kaumnya setelah ia kembali.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1 . Ayat ini memberikan pemahaman bahwasanya menjadi tugas seseorang yang faham masalah agama adalah istiqomah diatasnya dan mendirikan segala syari'at yang ditetapkan, tidak untuk merasa tinggi diantara ummat manusia. 2 . Pada ayat ini ada pesan yang cukup sederhana namun memberikan dampak faidah yang sangat penting, yaitu semestinya setiap muslimin mempersiapkan segala mashlahat yang ia dapatkan untuk kebaikan seluruh ummat, dan mempersiapkan waktu untuk menebarkan kemaslahatan itu, senantiasa berusaha untuknya, dan tidak perpaling kepada hal-hal yang menjauhkannya darinya, agar semua kebaikan dapat dirasakan oleh semua ummat, dan kemaslahatan yang paling baik adalah kemashlahatan agama dan dunia mereka, sekalipun jalan yang ditempuh terdapat banyak hambatan, karena sesungguhnya kemashlahatan ini memberikan kebaikan yang begitu besar bagi ummat. 3 . Menuntut ilmu dan memperdalam ilmu agama Allah adalah bagian daripada jihad; oleh karena itu Allah menyebut orang yang keluar untuk menuntut ilmu adalah satu bagian dari kelompok jihad itu, Allah berfirman { فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ } "engapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama" dan ayat ini terletak diantara ayat-ayat jihad dalam surah at-taubah, sebelumnya Allah mengatakan { مَا كَانَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُمْ مِنَ الْأَعْرَابِ أَنْ يَتَخَلَّفُوا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ } "Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah berperang" [120], dan ayat setelahnya adalah { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ } "Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu" [123].📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah122. Selayaknya orang-orang mukmin tidak pergi untuk berperang semuanya Dikatakan bahwa agar pergi mencari ilmu dan meninggalkan Madinah dalam keadaan kosong, namun pergi dalam kelompok-kelompok dari masing-masing kafilah. Dan sisa kelompok lainnya tinggal di Madinah untuk belajar agama dan ilmu syariat, serta mengingatkan kaumnya ketika mereka kembali kepadanya agar diajari ilmu yang sudah mereka pelajari berupa hukum halal haram supaya mereka mewaspadai hukuman Allah dengan mengerjakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Ayat ini turun ketika orang mukmin sangat ingin berjihad saat rasulullah SAW mengutus satu pasukan, lalu mereka pergi dan meninggalkan Nabi SAW di Madinah bersama sedikit dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahTidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya} pergi untuk berjihad semua {Mengapa tidak pergi} mengapa tidak berangkat {dari setiap golongan} kafilah {satu kelompok} kelompok {untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H122. Allah berfirman memperingatkan hamba-hambaNya yang beriman tentang apa yang semestinya mereka lakukan, “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang Mukmin itu pergi semuanya ke medan perang.” Yakni semuanya untuk memerangi musuh mereka. Karena hal itu sangat menyulitkan mereka dan mengakibatkan terbengkalainya kepentingan-kepentingan yang lain. “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka,” yakni dari kota-kota, kabilah-kabilah, dan suku-suku, “beberapa orang”, yang dengannya maksud yang diinginkan tercapai, niscaya itu lebih baik. Kemudian Allah mengingatkan bahwa menetapnya sebagian dari mereka dengan tidak berangkat berperang mengandung kemaslahatan lain yang tidak terwujud jika mereka semua berangkat perang, Dia berfirman, “Untuk memperdalam pengetahuan mereka”, yakni orang-orang yang tidak berangkat “tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya.” Yakni agar mereka belajar ilmu syari, mengetahui makna-maknanya, memahami rahasia-rahasianya, dan mengajarkan kepada selain mereka, dan agar mereka dapat memberi peringatan kepada kaumnya jika mereka kembali kepadanya. Ini mengandung keterangan tentang keutamaan ilmu, khususnya pemahaman dalam agama, dan bahwa ia adalah perkara terpenting, bahwa siapa yang mempelajari ilmu, maka dia harus menyebarkannya dan mengajarkannya kepada manusia serta memberi nasihat kepada mereka dengannya, karena menyebarnya ilmu dari seorang alim adalah termasuk keberkahannya dan pahalanya yang berkembang. Adapun seorang alim yang hanya membatasi ilmu pada dirinya,tidak mendakwakannya kepada jalan Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik, serta tidak mengajarkannya kepada orang-orang bodoh yang tidak mengerti, maka manfaat apa yang didapat oleh kaum Muslimin darinya? Apa hasil dari ilmunya? Akhirnya dia mati dan ilmunya pun mati bersamanya, dan ini adalah hasil dari orang yang diberi ilmu dan pemahaman oleh Allah tetapi tidak mau mengajarkannya. Ayat ini juga mengandung dalil, petunjuk, dan arahan yang sangat halus kepada satu faidah penting, yaitu bahwa hendaknya kaum Muslimin menyediakan orang-orang khusus yang dapat menunaikan setiap kepentingan umum mereka, yang berkonsentrasi dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya, tanpa menengok kepada selainnya, agar kepentingan kaum Muslimin bisa terlaksana dan kebaikan mereka bisa terpenuhi, dan agar arah pandang serta target yang mereka tuju adalah satu, yaitu menegakkan kemaslahatan agama dan dunia mereka, walaupun jalanNya berbeda-beda, dan caranya bermacam-macam. Jadi, perbuatannya beraneka ragam, namun targetnya adalah satu, dan ini termasuk hikmah yang bersifat umum yang berguna dalam segala urusan.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, At-Taubah ayat 122 Setelah mereka ditegur oleh Allah karena tidak ikut berperang, maka ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengirimkan sariyyah pasukan kecil, semuanya ikut berangkat, kemudian turunlah ayat di atas. Ayat ini menunjukkan keutamaan ilmu syar’i, dan bahwa orang telah mempelajari ilmu hendaknya menyebarkannya di tengah-tengah hamba Allah, karena tersebarnya ilmu dari orang alim berilmu termasuk keberkahannya dan pahalanya yang akan berkembang untuknya. Adapun jika dibatasi untuk dirinya saja dan tidak didakwahkannya di jalan Allah dengan hikmah dan nasehat yang baik serta tidak mengajarkan orang-orang bodoh hal-hal yang tidak mereka ketahui, maka apa hasil yang diperoleh dari ilmunya? Dirinya akan mati, ilmu dan buahnya pun mati, dan hal ini sungguh sayang bagi orang yang diberikan ilmu dan kepahaman. Dalam ayat ini juga terdapat petunjuk dan pengarahan, yakni bahwa kaum muslimin hendaknya membagi-bagi tugas, ada orang yang khusus mengisi waktunya untuk suau maslahat dan bersungguh-sungguh terhadapnya tidak berpindah kepada yang lain agar maslahat mereka tegak dan manfaat menjadi sempurna, meskipun jalur yang dilewati berbeda-beda, amal yang dilakukan tidak sama, namun tujuannya satu, yaitu menegakkan maslahat agama dan dunia mereka. Dengan menyampaikan ilmu kepada mereka. Dari siksaan Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ibnu Abbas berkata, “Ayat ini khusus dengan sariyyah pasukan kecil,” sedangkan ayat sebelumnya yang melarang seorang pun sahabat tidak ikut berperang adalah apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ikut berperang ghazwah.Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat At-Taubah Ayat 122Pada ayat sebelumnya dijelaskan tentang pahala yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang berbuat baik. Pada ayat ini dijelaskan tentang pentingnya pembagian tugas kerja dalam kehidupan bersama dengan penegasan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang sehingga hal yang lainnya terabaikan. Mengapa tidak ada sebagian dari setiap golongan di antara mereka yang pergi untuk bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan dengan menyebarluaskan pengetahuan tersebut kepada kaumnya apabila mereka telah kembali dari berperang atau tugas apa pun, pengetahuan agama ini penting agar mereka dapat menjaga dirinya dan berhati-hati agar tidak melakukan pelanggaran. Setelah dijelaskan pentingnya memperdalam pengetahuan agama dan menyebarluaskannya kepada masyarakat luas, lalu dijelaskan sikap ketika menghadapi orang kafir yang memusuhi orang mukmin. Wahai orang-orang yang beriman! perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu apabila mereka memerangi kamu, dan hendaklah mereka merasakan, mengetahui dan menyaksikan sikap tegas dan semangat juang yang tinggi darimu, dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa. Oleh karena itu jangan pernah putus asa apalagi dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah aneka ragam penafsiran dari para ahli ilmu terkait makna dan arti surat At-Taubah ayat 122 arab-latin dan artinya, moga-moga memberi kebaikan untuk ummat. Sokonglah dakwah kami dengan memberi backlink ke halaman ini atau ke halaman depan Halaman Cukup Sering Dicari Nikmati berbagai materi yang cukup sering dicari, seperti surat/ayat Ar-Rahman, Al-Waqi’ah, Asmaul Husna, Do’a Sholat Dhuha, Shad 54, Yasin. Juga Al-Kahfi, Ayat Kursi, Al-Kautsar, Al-Baqarah, Al-Mulk, Al-Ikhlas. Ar-RahmanAl-Waqi’ahAsmaul HusnaDo’a Sholat DhuhaShad 54YasinAl-KahfiAyat KursiAl-KautsarAl-BaqarahAl-MulkAl-Ikhlas Pencarian surat al ma'arij, 2 ayat terakhir surat al baqarah latin dan artinya, surat al imran ayat 159 latin, al araf, surat yasin dan latin Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawahSumberterjemahan dan tafsir At-Taubah ayat 103 diambil dari Kemenag. Selain itu sedekah atau zakat tersebut akan membersihkan diri mereka pula dari semua sifat-sifat jelek yang timbul karena harta benda, seperti kikir, tamak, dan sebagainya. Oleh karena itu, Rasul mengutus para sahabat untuk menarik zakat dari kaum Muslimin.
Menjadi Hamba Yang Taat Hello Readers! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang hukum bacaan surat At Taubah ayat 122. Sebagai hamba yang taat, kita tentu perlu mengetahui dan memahami dengan baik hukum bacaan surat tersebut. Berikut adalah penjelasannya. Surat At Taubah ayat 122 merupakan salah satu ayat yang berbicara mengenai ketaatan kepada Allah SWT. Dalam ayat tersebut, Allah memerintahkan kita untuk selalu taat dan patuh kepada-Nya. Salah satu bentuk ketaatan itu adalah dengan membaca ayat-ayat suci Al Quran. Namun, tidak cukup hanya membaca saja, kita juga harus membacanya dengan penuh rasa takut kepada Allah. Bacaan yang Tulus dan Ikhlas Saat membaca ayat suci Al Quran, kita harus membacanya dengan penuh rasa takut kepada Allah. Ini artinya, kita harus membaca ayat-ayat suci tersebut dengan hati yang tulus dan ikhlas, serta dengan konsentrasi penuh. Kita harus benar-benar memahami makna dari setiap ayat yang kita baca, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Bacaan yang tulus dan ikhlas akan membuat kita lebih dekat dengan Allah SWT. Dengan membaca ayat-ayat suci Al Quran dengan sepenuh hati, kita akan merasakan keberkahan dan kebahagiaan dalam hidup ini. Selain itu, bacaan yang tulus dan ikhlas juga akan membuat kita terhindar dari godaan syaithan dan perbuatan dosa. Kesimpulan Demikianlah penjelasan mengenai hukum bacaan surat At Taubah ayat 122. Sebagai hamba yang taat, kita harus selalu membaca ayat-ayat suci Al Quran dengan penuh rasa takut kepada Allah. Kita harus membaca dengan hati yang tulus dan ikhlas, serta mengaplikasikan makna dari setiap ayat tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, kita akan menjadi hamba yang lebih dekat dengan Allah SWT dan terhindar dari godaan syaithan serta perbuatan dosa. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!